Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Juli 2018

Langitku sudah tak sama lagi

Gambar terkait
Langitku sudah tak sama lagi,
dulu pernah berwarna, dan tertawa bersama burung-burung
dulu pernah biru,
dulu juga memiliki awan yang berarak,
tapi sekarang, langit seakan mendung
bahkan pernah beberapa kali hujan

aku merasa dulu langitku lebih luas dari sekarang
selalu siap mendengar petir dan kilat yang datang, meski sedang terik dan berwarna
entah, karena langitku yang mulai menyempit
atau memang awan dan pelangi yang sudah tak mau lagi bersama

kini . . .
aku tak mau lagi berharap pada awan
sebab awan bisa meninggalkan langit
aku tak mau lagi berharap pada pelangi
sebab ia hanya datang di beberapa kesempatan saja

aku akan coba melihat burung-burung yang terbang bebas
berkicauan di setiap pagi
ditemani semilir angin
dan . . . 
secangkir semangat

selama ini aku sudah berusaha menerima segala musim
dari penghujan, panas, kemarau, hingga hujan kembali
semua hanya masalah waktu
jika pada akhirnya langitku hanya bisa memilih
aku akan memilih, langit untuk tetap menerima segala kehendak-Nya
ketika matahari terbit, awan yang berarak, mendung mengundang gerimis, 
kemudian hujan, berharap ada pelangi, hingga terbenamnya matahari, dan . . .
tetap meluaskan langit untuk melihat keindahan bulan dan taburan bintang di setiap malam

segala yang gelap dan mendung belum tentu buruk
segala yang terang dan cerah tak selalu baik
yang terpenting, adalah langitku tetap luas dan ikhlas menerima apa yang sudah di takdirkan

Senin, 16 April 2018

Memilih pergi dan menutup hati (Lagi)

Gambar terkait



aku sudah terlampau jauh mengharapkanmu,
untuk kedua kalinya, aku ingin menjauh darimu
kau tau,
ada yang mengatakan, jika kita pernah memilih menghindar maka bukan dia yang kau mau,
dan kini . . .
aku sudah kedua kalinya melakukan ini.

1. karena kau memilih untuk berada diantara aku dan dia
   hingga tiba dimana kau memutuskan untuk berjarak dengan dia.
2. karena kau memilih untuk berada disisiku,
   tapi ternyata kau hanya ingin memanfaatkan kedekatan kita kah ???

sudah cukup aku mencoba membuka sedikit hati untuk kau.
nyatanya kau hanya membuatku terus berpikir untuk menjauh bahkan menghilang dari kehidupanmu.
berkali-kali aku mencoba untuk menjauh, tapi yang ku benci adalah kenapa berkali-kali pula aku merasa ingin kembali ?
aku merasa kau sudah seperti cermin diriku,
mungkinkah dengan mengubah diri serta apa yang ada di dalam diri ini, mampu membuatku bertemu yang lebih baik lagi darimu ?
ataukah aku mampu membuat cerminku berubah seperti apa yang aku lakukan ?
jika iya, mungkin aku memilih yang kedua.

entahlah . . .
semua masih sangat abu-abu 
dan aku memilih untuk menutup hati (lagi)

Senin, 26 Maret 2018

Mungkinkah Bersama

Adakah kita menjadi cerita di masa depan ?
Mungkinkah saat ini kita harus berjarak ?
Atau bahkan . . .
kamu bukan jodohku ?

tapi kenapa ?
kenapa harus seperti ini?
jikalau memang nanti, kita bisa bersama, kenapa bukan nanti saja?
jikalau memang nanti, tak bisa bersama, buat apa kita bertemu saat ini?

tapi aku berfikir,
mungkin Allah sedang memberi ku kesempatan
kesempatan untuk bagaimana rasanya menyayangi dengan tulus



Kamis, 22 Februari 2018

Melepasmu Karena-Nya

Hasil gambar untuk embun pagi yang indah
Pagi yang berbeda hari ini,
mungkin karena semalam
aku meneteskan air mata karena Allah,
sejatinya kita diciptakan hanya untuk Allah
karena kita juga akan kembali ke hadapan-Nya

Melihat beberapa teman lewat social media
membuat hati dan pikiran ini lebih terbuka
bahkan ketika aku mendengar,
bahwa mungkin aku tak akan lama lagi tinggal di kosan ini
aku masih bisa merasa tenang
karena aku yakin segala sesuatu hanyalah kehendak-Nya

Begitu pun dengan melepasmu
melepasmu untuk melanjutkan semangat hidup
semangat hidup untuk menuju masa depan
semangat hidup untuk membahagiakan

Aku melepasmu, karena-Nya
aku melepasmu, karena kita
kita sabar saja dengan waktu dan segala pertemuan
jika memang kita berjodoh
ku harap kamu, dan aku
sudah menjadi manusia yang lebih baik
lebih baik untuk memahami agama
lebih baik untuk memahami segala ketentuan-Nya

Aku tenang,
jika kita saling mendo'akan
aku senang,
jika kita saling menyapa
dan kita akan menang
jika kita saling menjaga

Dengan "Bismillah" aku melepasmu, dan
Dengan "Alhamdulillah" jika aku bisa bersamamu
.
.
.
.
.
.
.
(kutipan)
“Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, makin jauh Yusuf darinya, dan ketika Zulaikha mengejar cinta Allah. Allah datangkan Yusuf untuknya”.
.
.
.
aku menyayangimu karena-Nya

Selasa, 20 Februari 2018

Belajar dari Secangkir Kopi

Hasil gambar untuk secangkir kopi
aku belajar dari secangkir kopi
secangkir kopi yang disuguhkan siang hari

warna kopi, hitam
aroma kopi, begitu khas
rasa kopi, sungguh nikmat
apa arti dari secangkir kopi ?
banyak . . .
aku menyadari bahwa hitam tak selalu buruk
aku menyadari bahwa hitam tak selalu pahit
sekalipun kopi itu pahit, tapi tak pernah mengecewakan penikmatnya
kopi yang pahit, masih bisa ditambah gula bukan?
kopi yang pahit, masih bisa menghasilkan aroma yang melegakan bukan?

begitulah cinta,
sekalipun kita mengalami kepahitan,
yakinlah bahwa setelahnya akan ada manis yang kita rasakan
sebab kita tulus menerima kepahitan
sebab secangkir kopi juga tulus memberi aroma yang tak terlupakan

perihal secangkir kopi di siang hari,
mungkin seperti aku yang merindukanmu 
mampu terjaga hingga larut malam hanya karena merindukanmu

bila ku minum secangkir kopi di malam hari
mungkin seperti aku yang menanti kehadiranmu
aku ingin terus terjaga hingga pagi hanya untuk menanti kedatanganmu
sebab hati akan rela menanti hanya untuk cinta 


 katanya . . . 
"Cinta itu seperti kopi, enak diminum kalo masih panas, tapi resikonya jadi cepat habis. 
Biar gak cepat habis diminumnya pelan-pelan, Tapi resikonya jadi dingin . . ."
kalau kau pilih mana?

Senin, 12 Februari 2018

Rasa dalam Diam

 
kali ini aku merasa lebih jelas
segala kata-katamu
segala lirik yang kamu nyanyikan
ternyata memang mengarah

ungkapan sayangmu,
membuatku terdiam
membuatku tak percaya
sebab sebelumnya,
kamu mengalami hal yang tak menyenangkan
aku tak mau menjadi pelampiasan rasamu

tapi . . . 
bukan berarti aku acuh
aku hanya tak ingin kita salah terlalu jauh
jika memang kamu tulus menyayangiku
jika memang kamu tulus mencintaiku
kelak kedua orang tuaku pun merestui rasamu dan rasaku

kali ini mereka belum mengetahui
dan kali ini aku pun belum jauh mengenalmu
hanya selama kita berteman
aku merasa nyaman
tapi semua itu belum membuktikan

kita tunggu saja
sambil kita memantaskan diri 
yakinlah skenario Allah lebih indah dari yang kita rencanakan

Kamis, 04 Januari 2018

Welcome 2018 . . . Masih Tentang Kamu . . .

 Hasil gambar untuk welcome 2018

Ini adalah my first story di awal tahun 2018 . . . 
dan entah kenapa "kamu" menjadi topik dari tulisanku ini (lagi, dan lagi)

setelah beberapa hari terakhir di tahun 2017
kita mulai sering berkomunikasi lagi
tapi setelah kupikir, apa yang kita lakukan sebenarnya tak baik
2 jam, 3 jam, bagiku terasa singkat
tapi tahukah kamu ?
apa yang kita lakukan ini salah
berjam-jam kita bicara melalui telepon,
adakah manfaatnya ?
yang kutakutkan Allah marah padaku

tapi bagiku, obrolan terakhir kita 
membuat aku bisa sedikit membaca.
membaca apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan
tapi dengan sedikit ketegasanku, yang sebenarnya masih bisa goyah
kamu lebih memilih untuk menyampaikan perumpaan itu

kamu . . .
masih menjadi sebagian besar sejarah di blog pribadiku ini
tahukah kamu ?
hatiku disini menunggumu
ragaku disini mengharapkanmu
tapi 
semua rasa itu masih bisa terjaga
semua rasa itu masih bisa tertahan
karena . . . 
aku tak mau salah memilih hati
aku tak mau salah memberi hati
dan . . . 
Allah ku yang selalu menjagaku

Semoga di tahun ini,
Allah beri jawabannya
dengan siapapun aku,
dengan siapapun kamu, 
aku terima . . . 
karena semua sudah menjadi kehendak-Nya