Cobalah,
Menguatkan hati
menegarkan diri
dan menjernihkan pikiran
Kau tau,
tak mudah menenangkan hati sedang dalam sakit
tak mudah mengindahkan wajah sedang dalam amarah
tak mudah mengatur ucapan sedang dalam emosi
semua terasa percuma dan sia-sia
sebab hanya kita sendiri yang merasakan
sebab hanya kita sendiri yang memahami
Diam,
sudah cara paling akhir
sudah sikap tanpa pilihan
karena diam adalah
amarah yang paling menyakitkan
karena diam adalah
akibat dari hal yang paling memuakkan
Jika,
sudah tiba waktunya
bom itu dapat meledak
tapi ingatlah
Allah saja Maha Pengampun
bukan berarti kau seperti Dia
tapi lihatlah
betapa Allah yang punya segalanya
masih berkenan Mengampuni hambanya
lalu, apa hak mu yang tak mau memaafkan?
Kalaulah,
perlakuan mereka masih saja teringat
wajarlah, karena kau diberi akal untuk mengingat
tapi bukan berarti tak memaafkan bukan?
anggaplah ini perjalanan
tanpa perlakuan dari mereka
kau tak akan dewasa
Akhirnya . . .
tanyaku berakhir disini
jawabmu begitu tegas
dan inilah yang ku nanti
Kini aku tau kemana kaki ini harus melangkah
kini aku mengerti kemana hati ini harus mengarah
dan aku sudah paham bagaimana harus bersikap
Terima kasih
sudah menjadi sosok dalam ceritaku
terima kasih
sudah menjadi paragraf dalam tulisanku
terima kasih
sudah menjadi alasan dalam kedewasaanku
Dan maaf . . .
mungkin memang hanya sampai disini
aku sudah mulai lelah
bukan berarti aku menyerah
tapi . . .
karena aku sudah berusaha pasrah
Tak ada kata yang dapat menggambarkan tentangmu lagi
kini yang ku tau
kita sedang sama-sama berjuang
berjuang demi cita-cita
dan demi cinta
aku yakin jika benar kamu orangnya
cepat atau lambat kau akan menjemputku
bukan untuk serta merta dimiliki
tapi untuk kau jaga
bukan juga untuk disakiti
tapi untuk kau sayangi
semoga apa yang sedang kita perjuangkan
mampu kita raih hingga mencapai tujuan
aku tak pernah meminta
kau harus seperti apa
atau kau harus bagaimana
aku hanya berdo'a
kelak kau berani meminta izin
kepada dua orang yang kusayangi
kepada dua orang yang menyanyangiku
tanpa mengharap balasan
dan aku terus berdo'a
kelak kau mampu membawaku
dan keluarga kita
menuju surga-Nya
jangan cemas
jangan gusar
kita hanya butuh sedikit waktu
untuk saling bertemu
kita hanya butuh sedikit ruang
untuk saling berjuang
tenangkan hatimu
terangkan pikiranmu
dan riuhkanlah hatimu
dengan do'a serta menyebut nama-Nya
karena hanya Dia-lah
sang Maha segalanya
yang menciptakan rasa
dan mempertemukan raga
kini . . .
sampailah aku pada "Kepasrahan yang Mendalam"
menunggumu datang kembali, adalah caraku bertahan
jika memang kau yakin, kembalilah dan tanyakanlah (lagi)
saat ini belum ada jawaban pasti tentang pertanyaanmu
sebab masih banyak pertanyaan lain tentangmu
sebab masih banyak juga hal yang harus ku lakukan saat ini
tetap bertahan untuk menjaga satu hati
mungkin karena belum ada hal yang paling menyakitkan
atau karena belum ada yang sepertimu
sekalipun aku bertemu dengan yang lebih baik
aku tetap memilihmu
aku tak pernah pergi
aku hanya ingin berjarak
agar bisa lebih yakin
jika memang kau orangnya
semoga pilihanku tak salah
dan kau kembali di waktu yang tepat