melihatmu yang begitu menyayanginya
aku semakin sadar
bahwa logikaku tak boleh kalah dengan perasaan
entahlah . . .
mungkin kita bukan ditakdirkan untuk bersama
rasamu kini sudah melekat untuknya
ragamu juga sudah rela berkorban untuknya
tawanya adalah tawamu
dan sakitnya juga sakitmu
terima kasih telah mengajarkanku
bagaimana ikhlas
bagaimana menerima
bagaimana kuat
jika dimasa yang akan datang kita bertemu lagi,
aku akan ingat masa-masa ini
dari mana aku belajar ikhlas melepaskan
dari siapa aku belajar kuat menghadapi
rasaku tak boleh mengalahkan segalanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.