ketika hati lebih berkuasa diatas logika, maka segala
sesuatunya hanya akan dipandang dengan rasa.
Sebaliknya, ketika logika lebih
berkuasa diatas hati, maka segala sesuatunya hanya akan dipandang dengan ego.
Kadang
hati dan logika berbeda pendapat, bahkan lebih sering berbeda tujuan.
Saat hati
mampu memaafkan, tapi logika tidak terima.
Saat logika berpikir jauh kedepan,
hati membuat kita berhenti sejenak untuk
merasakan apa yang tengah dialami.
Kini aku harus bertarung dengan hati dan logikaku sendiri. Prioritasku
saat ini adalah keluarga, bekerja, dan kuliah. tapi disaat yang bersamaan,
fokusku terhenti sejenak hanya karena soal hati.
Hati yang selama ini ku jaga
agar tak tersentuh dengan yang belum halal, ku jaga agar tak hancur hanya karena
soal hati. Namun, pada akhirnya aku dipertemukan oleh keadaan yang sebelumnya
selalu kuhindari. Padahal aku sadar, bahwa ketika hati ini sudah mulai terjamah
maka aku bisa saja rapuh, terlena dengan segala kata-kata yang tak pernah ku
tau arti yang sesungguhnya. Jika aku saja belum siap untuk menambah prioritasku
dalam waktu yang bersamaan untuk apa aku mencoba membuka hati ? bila pada
akhirnya hanya akan menghancurkan prioritasku yang sebelumnya lebih baik
menutup hati ini rapat-rapat untuk sementara.
Aku salut jika ada beberapa orang yang mampu menjalani
semuanya secara bersamaan. Karena cukup sulit bagiku untuk memprioritaskan keluarga,
bekerja, kuliah, dan ... cinta secara bersamaan.
Harus ada fikiran dan hati
yang terbagi disana. Bahagaialah mereka yang mampu menghadapi setiap masalah yang
hadir dari keempat hal tadi. Jika memang aku belum bisa merasakan kebahagiaan
yang demikian, maka ku pasrahkan segala urusan duniaku hanya kepada-Nya. Dia-lah
yang Maha mengetahui segala yang terbaik untuk hidup hamba-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.