
Langitku sudah tak sama lagi,
dulu pernah berwarna, dan tertawa bersama burung-burung
dulu pernah biru,
dulu juga memiliki awan yang berarak,
tapi sekarang, langit seakan mendung
bahkan pernah beberapa kali hujan
aku merasa dulu langitku lebih luas dari sekarang
selalu siap mendengar petir dan kilat yang datang, meski sedang terik dan berwarna
entah, karena langitku yang mulai menyempit
atau memang awan dan pelangi yang sudah tak mau lagi bersama
kini . . .
aku tak mau lagi berharap pada awan
sebab awan bisa meninggalkan langit
aku tak mau lagi berharap pada pelangi
sebab ia hanya datang di beberapa kesempatan saja
aku akan coba melihat burung-burung yang terbang bebas
berkicauan di setiap pagi
ditemani semilir angin
dan . . .
secangkir semangat
selama ini aku sudah berusaha menerima segala musim
dari penghujan, panas, kemarau, hingga hujan kembali
semua hanya masalah waktu
jika pada akhirnya langitku hanya bisa memilih
aku akan memilih, langit untuk tetap menerima segala kehendak-Nya
ketika matahari terbit, awan yang berarak, mendung mengundang gerimis,
kemudian hujan, berharap ada pelangi, hingga terbenamnya matahari, dan . . .
tetap meluaskan langit untuk melihat keindahan bulan dan taburan bintang di setiap malam
segala yang gelap dan mendung belum tentu buruk
segala yang terang dan cerah tak selalu baik
yang terpenting, adalah langitku tetap luas dan ikhlas menerima apa yang sudah di takdirkan